Api berupa tulisan Allah dalam photo kebakaran yang di ambil di lokasi rimba di OI, Sumatera Selatan, ini membuat ramai dunia maya.
" Api berupa lafaz Allah. " sekian tulisan dari Sandrie Gawoh.
Sebentar setelah itu, sebagian komentar juga bermunculan. " Subhanallah, bukan rekayasa, 'kan? " komentar Anni Rahmawati.
Tetapi terdapat banyak yang menyangsikan keaslian photo itu. " Klu editan gan, " terang pemilik account Darma Andi.
Memanglah asli atau tak namun fenoma ini cukup mengambil alih perhatian. Terlebih yang banyak yang menyebutkan sukai dapat photo (like).
Disamping itu, fotografer Rasyid Irfandi dengan kata lain Brengkes Iwak Pedoo memberi analisanya.
Pertama, biisa editan. " Kareno sangatlah mudah banget serta nian utk merekayasa gambar via sotosop yg bentuknyo Asap, Awan serta Api. Kareno biso rapi serta sulit di bedakan.
(Karena sangatlah mudah sekali untuk merekayasa gambar via photoshop yang memiliki bentuk asap, awan serta api. Karena dapat rapi serta sulit dibedakan), " tuturnya.
Ke-2, dapat asli. " Dengan catatan, sang photografer dapet event cocok moto saat api membuat rangkaian seperti kalimah Allah ini, " tuturnya. " Pasti prosentasenya 1/1 miliar kali lagi untuk dapet momentum yang cocok seperti ini lagi, " imbuhnya.
" Biso Asli nian pakai banget : Nasib serta takdir photografer dapet poto ini serta buka hal tidak mungkin kareno semua ciptaan Allah di langit serta bumi bertasbih, bertahmid serta bertakbir menyebutkan Asma Allah dengan kekhasan serta caranya masing2.. Wasallam, " kata Rasyid Irfandi.
Menyikapi ini, Tenaga Ahli Design Grafis serta Layouter Sriwijaya Post, Yudi, menilainya, photo ini rekayasa photoshop, karena sesudah dikerjakan tehnik blur melalui pewarnaan, jadi terlihat ketidaksamaan resolusi antar warna api serta latar belakang dari photo aslinya.
" Ada ketidaksamaan, pada warna api yang ditambahkan melalui photoshoop, di mana saat dikerjakan tehnik blus melalui warna aslinya, jadi terlihat berbedaan resolusi, namun apapun itu photo cukup menarik untuk koment di facebook, " tutur Yudi.
0 komentar:
Posting Komentar