Benarkah kata DPRD ahok tak berprestasi pimpin Jakarta


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengkritik kemampuan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai belum berprestasi memimpin ibu kota. Mereka berasumsi nyaris satu tahun Ahok menjabat juga sebagai Gubernur sekedar hanya banyak wacana belaka. 

Hingga, belum ada realisasi dari pelbagai wacana Ahok yang mengakibatkan orang-orang mulai gerah atas kemampuan Ahok. 

Atas hal semacam itu, pakar Sosiologi Panji Anugrah menuturkan bahwa tidak ada ukuran untuk menilainya prestasi Ahok sukses atau tidak memimpin Jakarta. Karena, masalah Jakarta demikian kompleks serta susah dikerjakan seluruhnya. 

Walau demikian, ia menyebutkan Ahok sudah sukses melakukan pergantian di sisi system birokrasi serta service di Jakarta. 

 " Penilaian saya sangatlah subyektif, namun kita tidak dapat lihat sukses atau tidak karena masalah di Jakarta demikian banyak. Walau demikian, Ahok sukses lakukan perombakan reformasi system dari service serta birokrasi juga sebagai suatu hal yang positif. Keunggulan yang lain, dia juga bukanlah sosok yang banyak janji, " kata Panji saat dihubungi merdeka. com di Jakarta, Kamis (8/10).  

Panji juga meminta DPRD mempunyai argumen yang pasti untuk menunjukkan Ahok tidak berprestasi untuk memimpin ibu kota. Menurut dia, bentuk kritikan DPRD sekedar hanya ungkapan sakit hati atas sikap Ahok yang tidak ingin bekerja bersama dengan anggota dewan. 

 " Lumrah bila DPRD katakan demikian lantaran keduanya telah mulai sejak lama tidak akur namun mereka mesti mempunyai basic serta argumen kuat dengan menyebutkan Ahok tidak memiliki prestasi. Mengingat, Ahok tidak demikian memercayai anggota DPRD lantaran sama dengan kongkalikong, terlebih sesudah masalah korupsi UPS. Konflik diantara keduanya memberi kesan bila DPR peka serta sakit hati dengan sikap Ahok, " terang Panji. 

Terdapat banyak aspek yang mengakibatkan pihak DPRD tidak demikian suka pada beragam tindak tanduk dari bekas Bupati Belitung Timur. Salah satunya dari keputusannya mengundurkan diri dari partai pendukung hingga keputusannya kembali mencalonkan diri juga sebagai orang nomer satu di ibu kota pada Pilgub yang akan datang. 

 " Awalannya dari Ahok mengundurkan diri juga sebagai anggota partai Gerindra bikin konstelasi Koalisi Merah Putih (KMP) tidak simpatik. Adapula sikap skeptis Ahok yang tidak mau bekerja bersama dengan anggota dewan. Dan, sikap antipartainya, yang diperkuat dengan penentuan gubernur ke depan dengan cara berdiri sendiri, " tuturnya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar