JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengira bentrokan pada Ormas Komunitas Betawi Rempug (FBR) serta warga Pasar Gembrong diindikasikan ada tindakan perebutan tempat parkir.
" Anda bayangin saja di Jalan Sabang, semalam itu pendapatan umumnya Rp500 ribu. Namun cocok dipasangin TPE (terminal parkir elektronik) dapat bisa Rp10-12 juta /harinya. Kelapa Gading (semalam) sejuta, baru dipasangin beberapa jalan telah Rp50 juta, " ungkap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Dia menjelaskan, pendapatan beberapa juru parkir yang cuma sebesar Rp100-150 ribu bikin dianya geram karena besarnya duit yang dimainkan oleh oknum-oknum Ormas itu.
Sekurang-kurangnya, kata Ahok, beberapa ratus juta rupiah adalah potensi pendapatan hasil parkir di Ibu Kota yang diselewangkan oleh oknum-oknum yg tidak bertanggungjawab untuk kebutuhan pribadinya.
" Potensi parkir di Jakarta itu Rp1, 8 triliun, tetapi kita cuma pungut Rp26 miliar. Bermakna, ini ada beberapa ratus miliar yang di bagi-bagi dong sama oknum-oknum Ormas serta oknum aparat yang main di lapangan. Maka dari itu, kita harus lawan serta ini pasti berbenturan, " tuturnya.
Waktu disinggung apakah Pemprov DKI bakal bekerja bersama dengan Ormas di Jakarta berkenaan tempat parkir itu. Dengan tegas Ahok menampik ada hubungan kerja itu. " Tidak ada hubungan kerja ama preman. Lantaran, saya ini kepala preman yang baru. Beberapa orang yang di lapangan itu saja yang digaji 2 x UMP serta itu tambah baik, " tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar