NEW YORK, Putra dari seseorang polisi AS, yang mempunyai histori masalah mental serta tengah dalam saat pembebasan bersyarat, didakwa ikut serta dalam suatu gagasan tindakan teror.
Alexander Ciccolo (23) dengan kata lain Ali al-Amriki ditahan pas pada Hari Kemerdekaan AS di negara sisi Massachussets serta dijadwalkan menghadiri sidang pada Selasa (14/7/2015).
Dia ditahan sesudah terima pengantaran empat pucuk senjata api, dua senjata laras panjang, serta dua pistol dari seseorang informan FBI. Jaksa menyampaikan, Alexander juga membawa sebilah pisau waktu terima ke empat senjata api itu.
Jaksa menuding Alexander yaitu simpatisan Negara Islam di Irak serta Suriah (ISIS) yang merencanakan lakukan serangan dengan memakai senjata api serta bom di sebagian asrama mahasiswa serta suatu kafetaria. Serangan itu juga bakal ditayangkan segera melalui internet.
Aparat keamanan juga temukan beberapa bom molotov yang belum usai di buat di apartemen Alexander. Polisi juga temukan bahwa Alexander berikan suatu panci bertekanan serupa dengan yang dipakai dalam bom Maraton Boston 2013.
Direktur FBI, James Comey, minggu lantas menuturkan pada komite intelijen Senat bahwa sejumlah 200 warga AS saat ini ada di Suriah untuk berhimpun dengan ISIS.
Tetapi, beberapa dokumen pengadilan yang bocor melukiskan Alexander juga sebagai pemuda dengan histori panjang masalah mental serta tengah dalam saat pembebasan bersyarat disebabkan mabuk.
Waktu ditahan, Alexander pernah menikam kepala seseorang perawat dengan memakai pulpen waktu tengah lakukan kontrol teratur.
Th. lantas, dalam peringatan 13 th. tragedi 11 September, FBI memperoleh info bahwa Alexander tunjukkan hasrat untuk pergi ke Irak atau Irak untuk berhimpun dengan ISIS.
FBI menyampaikan, Alexander lalu mengelola suatu laman Facebook dengan nama Ali al-Amriki yang diisi komentar-komentar atau kabar-kabar aktivitas ekstremisme.
Bln. lantas, Alexander memberitahu seseorang informan FBI bahwa dia punya niat melancong ke sebagian negara sisi untuk meledakkan dua bar serta satu kantor polisi, saat sebelum dia mengambil keputusan untuk menyerang kampus.
Pasca-penangkapan ini, keluarga Alexander segera memberi pernyataan lewat kepolisian Boston yang menyampaikan bahwa mereka sangatlah sedih serta kecewa. Tetapi, pihak keluarga mengerti penangkapan itu untuk menghindar hilangnya nyawa atau penderitaan yang mungkin saja bakal dihadapi beberapa orang.
" Sekarang ini, kami mau meminta umum serta media untuk menghormati perasaan duka kami serta menghormati privacy kami, " sekian pernyataan keluarga Alexander.
Kekecewaan keluarga Alexander dapat dipahami. Karena, bapak pria ini yaitu salah seseorang polisi yang pertama kalinya merespons bom Maraton Boston yang menewaskan tiga orang serta melukai 264 orang yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar