![]() |
Indonesia jadi hanya satu kemampuan di aksawasan Asia yang mempunyai pesawat pembom mutakhir. Mulai sejak mempunyai Tu-16, TNI AU mulai menyebar ancaman ke negara-negara tetangga, termasuk juga Inggris yang waktu itu melindungi Malaysia.
Waktu berlangsungnya Operasi Dwikora, ketangguhan Tu-16 betul-betul diuji. Pesawat ini sering kali bertemu dengan pesawat tempur Inggris di hawa.
Ceritanya berawal waktu TNI AU memerintahkan Marsekal Muda (Pur) Syah Alam Damanik diperintahkan untuk terbak menuju Kuala Lumpur. Damanik terbang dengan ko-pilot Sartomo, navigator Gani serta Ketut dalam misi kampanye Dwikora.
Rupanya, gagasan ini telah bocor ke tangan Inggris, mereka sukses menyadap pembicaraan yang berjalan di Lanud Polonia, Medan dari Butterworth, Penang.
" Jadi mereka ketahui bila kita bakal meluncur, " kenang Damanik, sekian diambil dari situs resmi TNI AU mengutip Majalah Angkasa.
Sesuai sama perintah yang didapatkan, pesawat terbang menuju Kuala Lumpur. Tak lama, awak pesawat telah lihat Penang dari jarak dua mil. Belum pernah bernapas lega, salah satu awak melapor dua pesawat Javelin Inggris telah terbang landas, Damanik pilih menghindarinya dengan berbelok.
" Celaka, demikian belok, tidak tahunya mereka telah di kanan-kiri sayap. Cepat sekali mereka hingga, pikir Damanik.
Tidak cuma membuntuti, ke-2 Javelin itu juga berupaya menggiring sekalian memaksa Tu-16 mendarat di Malaysia atau Singapura. Situasi didalam pesawat demikian tegang, bahkan juga Anggota Wara (wanita AURI) yang turut dalam misi, ketakutan. Muka mereka pucat pasi.
" Saya perintahkan seluruhnya awak siaga. Pokoknya, demikian lihat ada semburan api dari sayap mereka (menembak-Red), kalian segera balas, " ungkap Damanik. Dengan perintah itu, Damanik mengharapkan dapat menjatuhkan satu ada dua pesawaat itu.
Di dalam keadaan yang penuh kemelut, Damanik selalu memikirkan cepat supaya terlepas dari jet Inggris. Dengan mendadak, Tu-16 dibuatnya menukik. " Namun, Javelin-Javelin masih tetap saja nempel. Bahkan juga hingga pesawat saya bergetar cukup keras, lantaran kecepatannya melebihi batas (diatas Mach 1). "
Dalam keadaan high speed itu, sekali lagi Damanik tunjukkan kehebatannya. Ketinggian pesawat ditambahnya dengan cara mendadak. Pilot Javelin yg tidak mengira manuver itu, kebablasan. Sembari bersembunyi dibalik awan yang menggumpal, Damanik bikin heading ke Medan.
Kesuksesan ini bikin semua awak berteriak girang, terkecuali di penembak sisi ekor. Mereka berteriak lantaran berlangsung desakan G yang besar sampai menyebabkan radar Tu-16 ngadat. Walau demikian, pesawat ini sukses mendarat kembali di Polonia, Medan.

0 komentar:
Posting Komentar