Kehebatan misil AS-1 Kennel hingga buat Belanda gentar


Kehadiran pesawat tempur MiG buatan Uni Soviet serta pembom strategis Tu-16 bikin Indonesia sangatlah disegani di negara-negara lokasi. Kemampuan yang dipunyai TNI bikin negara-negara tetangga, termasuk juga Australia tingkatkan kewaspadaannya. 

Terkecuali pesawat, Indonesia juga mempunyai satu rudal mutakhir di masanya, rudal ini bikin kapal induk Belanda HNLMS Karel Doorman bergerak dengan cara sembunyi-sembunyi. Rudal yang disebut yaitu AS-1 Kennel, di saat itu rudal ini sangatlah ditakuti. 

Terkecuali Soviet, Indonesia jadi negara terkecuali Mesir yang mempunyai rudal itu. AS-1 Kennel adalah rudal type heavy missile, bodinya cukup bongsor tetapi mematikan waktu tentang sasarannya. Keberadaannya bikin Belanda gentar, sampai bikin mereka setuju untuk melepas Papua Barat ke tangan Indonesia saat sebelum Operasi Trikora terwujud. 

AS-1 Kennel, atau KS-1 Komet adalah rudal antikapal permukaan yang di produksi Uni Soviet pada 1953 dengan basis konstruksi pesawat MIG-15 serta MIG-17. Rudal ini disediakan untuk dibawa bomber strategis Tupolev Tu-16 Badger B atas tekanan AL Soviet yang memerlukan rudal jelajah antikapal. 

Tu-16 dapat membawa sekalian dua rudal seberat kian lebih 3 ton ini di ke-2 sayapnya. AS-1 yang berkecepatan sub sonic ditenagai mesin turbojet yang dapat membuatnya dapat menjangkau tujuan sejauh 100 km. 

Dengan bobot seputar 3 ton, AS-1 dibekali hulu ledak seberat 600 Kg High Explosive. Tidak ayal dengan daya hantam yang menakutkan bikin alutsista ini sangatlah diperhitungkan Belanda. Bahkan juga sebagian analis menyebutkan, kapal induk HNLMS Karel Doorman yang mangkal di perairan Papua Barat bisa dihancurkan dengan dua hantaman rudal Kennel. 

AS-1 adalah senjata andal yang didesain A Ya Bereznyak dari pabrikan Mikoyan's di Dhubna, Uni Soviet. Langkah kerjanya cukup gampang, operator pesawar tinggal memprogram system autopilotnya saat sebelum di luncurkan dengan memakai radar semiaktif di system terminal flight. Rudal ini mulai digunakan militer Indonesia seputar th. 1961. 

Sedang di Soviet sendiri, pemakaian rudal ini cuma berjalan sepanjang enam th. saja, yaitu th. 1955 sampai 1961. Keadaan ini tidak terlepas dari perlombaan senjata di Masa Perang Dingin yang bikin Soviet selalu berupaya tingkatkan kekuatan persenjataannya. 

Dari basis ini, Soviet mengembangkannya jadi SSC-2a Salish serta SSC-2b Samlet. Bila Salish di luncurkan dari kendaraan semitrailer yang menarik truk traktor peluncur KrAz-214, jadi Samlet yaitu rudal pantai yang di luncurkan dari truk ZIL-157V. 

Selintas, rudal AS-1 ini hampir sebesar MIG-15 selama 8, 2 mtr., sedang MiG meraih 10, 11 m. Rudal ini mempunyai rentang sayap 4, 9 mtr. serta kecepatan 0, 9 mach. Waktu merdeka. com coba menelusuri, susah untuk tahu berapakah rudal AS-1 yang dibeli Indonesia mulai sejak di produksi. Tetapi, keberadaannya bisa tampak di Museum Dirgantara, Yogyakarta.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar