Jakarta - Sesudah Idulfitri banyak kota besar di Tanah Air, hadapi permasalahan urbanisasi. Jakarta, umpamanya. Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memanglah buka diri seluas-luasnya untuk pendatang baru atau warga daerah yang mau datang mengadu nasib. Namun, hal semacam itu bukanlah tanpa ada prasyarat.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus keluarkan warga dari Jakarta. Terutama, sesudah 14 hari mereka belum juga mempunyai pekerjaan serta daftarkan diri ke RT/RW setempat.
" 14 Hari ada ketentuannya. Bila dia tidak daftar, tidak mempunyai pekerjaan terus, ya kita usir pulang ke kampung saja, " ucap gubernur yang akrab disapa Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Untuk hindari arus pendatang yang tidak kunjung mempunyai pekerjaan, bekas Bupati Belitung Timur itu meminta beberapa RT/RW menyeleksi ketat penghuni kos baru di lokasi mereka.
" Kita telah minta lurah-lurah sama RT/RW tempat kos mesti ketat, " lanjut Ahok.
Selama ini, masalah terbesar yaitu masih tetap banyak kos serta rumah simpel yang malah berdiri di bantaran sungai. Harga terjangkau yang di tawarkan malah jadi magnet untuk beberapa pendatang.
Cuma saja, keadaan ini malah menyusahkan petugas mendata warga baru. Karena, lokasi itu tak mempunyai RT/RW. " Itu maka dari itu saya katakan yang paling sulit itu lokasi kumuh yg tidak ada RT/RW nya itu terkadang sulit kontrol serta buat kita mau gusur seluruhnya, " pungkas Ahok. (Ans/Mut)
0 komentar:
Posting Komentar