"Simsalabim" Ciliwung


Salah satu hal yang tengah ramai diperbincangkan media sosial sekarang ini yaitu Sungai Ciliwung yang terlihat kinclong. Foto-foto sungai yang membelah Jakarta itu digambarkan telah beralih 180 derajat. 
Tidak ada lagi sampah menggunung, kotor menghitam dengan panorama WC helikopter (bilik tempat buang air di pinggir kali atau saluran air). 

Gambar yang beredar menggambarkan sungai itu seperti sungai-sungai di negeri beradab : bersih, bening, serta tidak ada selembar sampah juga. Tidak lupa di beberapa medsos itu dijelaskan kata-kata provokatif. ”Ke mana saja gubernur DKI sebelumnya? ”, misalnya. 

Beberapa media bikin juga melaporkan pergantian Sungai Ciliwung itu. 

Tetapi, gambar-gambar tandingan dari situasi Ciliwung di tempat lain, yang masih tetap melukiskan Ciliwung seperti umumnya, juga beredar di media sosial. Seseorang rekan mengunggah photo keadaan Sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Bukit Duri, Jakarta Selatan. 

Tidak sama dengan photo Ciliwung yang telah berpindah rupa, fotonya menggambarkan air sungai masih tetap coklat kehitaman, sampah menumpuk, serta orang-orang setempat masih tetap memakainya juga sebagai tempat mandi, bersihkan, kakus alias MCK. 

Beredarnya foto-foto Ciliwung (sisi) yang bersih itu juga dituding juga sebagai sisi dari kampanye Basuki Tjahaja Purnama dengan kata lain Ahok untuk Pilkada DKI. 

Mungkin saja keadaan Sungai Ciliwung yang beredar di beberapa media sosial itu sekian ada. Ada sisi yang memanglah telah coba dirapikan serta dibikin bersih. 

Suatu tayangan Youtube melukiskan, pasukan TNI dari Kodam Jaya bahu-membahu bersihkan sungai itu serta sampah yang menggunung tanpa ada menghiraukan keadaan sungai yang menjijikkan. Salut untuk keseriusan beberapa prajurit bekerja. 

Tetapi, bahwa ada sisi lain dari sungai selama 117 kilometer itu masih tetap kotor serta bersampah, juga sekian ada. Warga Ibu Kota yang masih tetap penasaran dapat mengecek lagi sendiri tidak untuk yakin begitu saja pada dua keadaan Sungai Ciliwung itu. 

Kita juga tidak tutup mata ada kerja keras serta usaha Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. 

Sungai Ciliwung bukanlah hanya sebagian yang disebar melalui foto-foto itu. 

Demikian pula Jakarta : Ibu Kota, bukanlah hanya sebagian Jalan Sudirman-Thamrin atau Kuningan. Kawasan jalan paling utama yang saat ini tengah centang-perenang karena pembangunan transportasi massal cepat (MRT) itu berkesan senantiasa jadi ”perhatian utama” Jakarta waktu hiasi diri. 

Pemprov DKI Jakarta jadikan kawasan itu juga sebagai etalase Ibu Kota yang rapi serta asri. Sarana pejalan kaki atau trotoar yang nyaman senantiasa dijaga. Hampir tidak ada pedagang kaki lima yang menawarkan dagangannya di selama jalan itu. Bahkan juga, di beberapa tempat disiapkan bangku-bangku taman yang nyaman. 

Tetapi, beranjak sedikit saja dari kawasan ”emas” itu, dalam radius kecil saja, yang ada yaitu fasilitas jalur pedestrian yang diokupasi oleh beragam hal dari mulai kaki lima, tambal ban, etalase toko, sampai trotoar yang rusak. 

Pejalan kaki sering kali terpaksa mesti mengalah turun ke tepi jalan dengan ekstra siaga jangan sempat mikrolet, kopaja, metromini, atau kendaraan bermotor menabraknya. 

Jakarta bukan sekedar kawasan Thamrin-Sudirman atau Kelapa Gading, namun ada pula sisi yang tidak gemerlap di baliknya. Kampung Pulo, Jakarta Timur, tengah diatur, dirapikan, serta warganya direlokasi. 

Namun, di Kampung Bandan, permukiman warga masih tetap kumuh, padat, serta diatas rawa, menanti untuk diatur. Butuh kerja keras, berkelanjutan, serta kerja sama seluruhnya pemangku kepentingan. Tidak dapat simsalabim!
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar