Awas, ini bahaya naik ojek online yang tak disadari


Service ojek on-line sekarang ini tengah ada diatas angin, karena eksistensinya sangatlah diminati oleh orang-orang. Tetapi, ternyata pribadi serta data pelanggan dalam service ini sekalipun tidak terjamin kerahasiaannya, oleh operator penyelenggara atau bahkan juga yang memiliki aplikasinya. 

Hal semacam ini bikin data beberapa pelanggan itu sering disalahgunakan oleh beberapa oknum ingindara. Sebagian salah satunya ada yang diteror si ingindara (driver) ojek on-line, lantaran si pelanggan memberi testimoni jelek atas servicenya. Bahkan juga, sebagian salah satunya juga ada yang nekat merayu sisa pelanggannya, dengan meng-sms bernada menggoda. 

Berkenaan kerahasiaan data serta pribadi beberapa pelanggan ojek on-line ini, Direktur Eksekutif Indonesia Information and Communication Technology Institute, Heru Sutadi mengatakan, semestinya penyedia service serta aplikasi on-line ini dapat mengakomodir kebutuhan beberapa pelanggannya, untuk melindungi kerahasiaan data mereka dalam database. 

Menurut dia, fitur dalam aplikasi service mereka maupun mekanisme pemesanan pada pelanggan serta driver nya, dapat merahasiakan data seperti nomer telephone, alamat rumah, atau bahkan juga data krusial yang lain. Lalu, baiknya diberikan juga pilihan menu, apakah pelanggan yang akan memberi testimoni atas service mereka, dapat mempublikasikan jati dirinya atau tak. 

 " Jadi data itu kan tidak semuanya bisa di berbagi. Mungkin saja bila nama atau ID nya saja iya bisa, namun kan mesti diberikan pilihan juga, apakah orang bisa memberi testimoni atas suatu service, tanpa ada buka atau menunjukkan data pribadinya seperti nomer telephone atau alamat, " tutur Heru waktu dihubungi merdeka. com, Rabu (9/9). 

Heru juga menyatakan, data pelanggan adalah hal yang cuma bisa di ketahui oleh operator dari penyedia jasa aplikasi itu, serta semestinya tidak mudah dibuka oleh siapa saja. Karena, hal semacam ini adalah suatu hal yang sangatlah peka untuk beberapa orang, supaya tidak mudah diganggu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

 " Penyedia aplikasinya saja yang bisa tahu, karena mereka memegang database pengguna. Namun bila pengendara (driver) nya tidak usah tahu data pelanggannya, " . 
 " Penyelenggara (yang memiliki aplikasi) mesti melindungi khusus si pemakai atau pelanggannya. Karena mungkin berlangsung teror atau sms yang mengganggu atau menggoda pelanggan. Terlebih misalnya ada pihak ketiga yang mau mencari si pelanggan, kan mungkin saja bahaya. Maka dari itu, data pelanggannya mesti dijaga banget oleh pihak penyelenggaranya. "
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar