Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan kata lain Ahok menyebutkan saat tunggulah calon jemaah haji dari DKI Jakarta terlampau lama. Musababnya, Ahok terima data bahwa satu jemaah haji mesti menanti sampai 17 th. mulai sejak mendaftar hingga pergi ke Tanah Suci.
“Itu tiga periode gubernur belum pergi lantaran mesti lebih dua th. lagi, ” tutur Ahok waktu mengukuhkan 105 petugas pendamping jemaah haji di Balai Kota, Kamis, 13 Agustus 2015.
Ahok berujar ada masalah yang bikin saat antre naik haji terlampau panjang. Pertama, ketertarikan orang-orang untuk pergi ke Tanah Suci semakin besar bersamaan keadaan ekonomi Indonesia yang semakin baik.
Di lain segi, kompleks Masjidil Haram di Mekah tengah direnovasi, hingga ada pembatasan kuota jemaah haji. “Bila Masjidil Haram usai dapat membantu percepatan antrean ini, ” Ahok menuturkan.
Pemerintah DKI, tutur Ahok, tengah membuat ketentuan untuk menolong percepatan keberangkatan jemaah haji dari DKI. Ahok meminta calon jemaah haji yang telah pernah menunaikan beribadah di Tanah Suci dipending dulu, lalu kuotanya diberikan pada calon jemaah haji yang belum pernah pergi.
Diluar itu, peluang jadi petugas penyerta jemaah haji asal DKI dapat juga digunakan untuk memotong saat tunggulah. Terlebih beberapa petugas itu diseleksi untuk mengikuti serta memberi pertolongan kesehatan pada jemaah di Arab Saudi.
Tetapi, cuma petugas yang belum pernah menunaikan beribadah haji yang memiliki hak turut seleksi. “Pegawai negeri yang lolos dapat pergi bertugas sembari menunaikan beribadah, ” kata Ahok.
Ahok mengukuhkan 105 petugas pendamping jemaah haji asal DKI. Tim ini terdiri atas pemandu, pembimbing, serta petugas kesehatan. Mereka akan bertugas di empat lokasi, yaitu Misfalah, Jarwal, Raudhah, serta Syisyah sepanjang 40 hari.
0 komentar:
Posting Komentar