Adhyaksa Jelaskan Soal Pertemuan dengan Ahok dan Isu Ajakan Masuk Islam


Jakarta - Pertemuan pada Adhyaksa Dault dengan Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) berbuntut tidak enak. Adhyaksa dibully karena penjelasan Ahok selesai pertemuan.

 " Saya selalu jelas kecewa. Di media sosial saya dibully. Perkataan Pak Ahok kelihatannya dipotong media, hingga seakan-akan saya jadi SARA, " tutur Adhyaksa di Hotel Atlet Century, Jumat (9/10/2015). 

Menurut Adhyaksa, selesai bersua dengannya pada 29 September selanjutnya, Ahok menuturkan isi pertemuannya. Penjelasan Ahok lalu dipelintir hingga menyudutkan posisi Adhyaksa. 

 " Jadi Pak Ahok katakan saya bakal mensupport dia jadi Presiden bila masuk Islam. Yang keluar di media jadi Adhyaksa minta Pak Ahok masuk Islam, " katanya. 

Ia lalu bercerita, dalam pertemuan keduanya memanglah ada kajian tentang itu. Waktu itu ia serta Ahok bicara 4 mata di Balaikota di ruang tertutup. 

 " Saya katakan, Pak, kan di Jakarta mayortitas Islam, langkahnya (yang baik) ayah masuk Islam, namun kan tidak mungkin saja, lantaran tidak mungkin saja masuk Islam. Saya katakan buka serta bangun komunikasi dengan tokoh-tokoh Islam, " Adhyaksa bercerita. 

 " Selalu beliau jawab bila itu (masuk Islam) kan hidayah dari Allah. Saya katakan, bila Anda bisa hidayah, Anda jadi presiden saya tentukan. Demikian. Mungkin saja Pak Ahok tidak bermaskud, tidak berniat (menebarkan ke media) selalu pernyataannya dipelintir. Kok jadi seperti gitu arahnya, " sambung Adhyaksa. 

Karenanya bekas Menpora ini menyatakan, tidak pernah sedikitpun ia mau berbau rasis. Ia menyebutkan juga sebagai seseorang religius yang nasionalis. 

 " Saya itu religius nasionalis. Bahkan juga penulis pidato saya sepanjang menjabat menteri itu aktivis pemuda kristen. Saya pernah ada saat di KMPI, saya di aula gereja. Dikarenakan itu kawan-kawan saya (yang non-muslim) komplain. Saya kecewa benar dengan medsos, saya dibully habis-habisan, " keluhnya. 

Adhyaksa juga berikan misal, saat masih tetap jadi Menpora, ia bahkan juga memperlakukan semua atlet serta stafnya dengan cara adil dari sudur pandang agama. Ia sediakan dana serta meminta supaya senantiasa di gelar pengajian untuk yang muslim, retret untuk yang nasrani, serta aktivitas agama yang lain. 

 " Dahulu setiap th. saya berangkatkan haji untuk yang muslim, yang kristen saya ke Lourdes (kota ziarah umat nasrani di Prancis). Setiap th. 2 orang, " ungkap pria yang menjabat juga sebagai Ketua Kwartir Nasional Pramuka itu. 

Adhyaksa mengharapkan supaya seluruhnya pihak tidak membawa unsur SARA untuk menjatuhkan lawan. Ia meminta seluruhnya mesti memprioritaskan merah putih untuk bangun kesatuan serta persatuan. 

 " Janganlah ada dusta diantara kita. Seolah-olah saya SARA. Kita ini nasionalis religius, saya tidak mau gunakan agama. Jadi kita berprasangka baik. Bangsa ini bakal baik bila kita di pimpin tokoh besar, " tukas Adhyaksa. 

 " Janganlah robek merah putih, janganlah gunakan SARA. Bila ingin maju ya kita maju saja namun dengan yang benar. Tidak usah menjelek-jelekkan serta tidak usah masuk pada unsur SARA. Saya tidak pernah melempar, perbincangan itu dilemparkan oleh pak Ahok sendiri, " paparnya. 

Sekali lagi ia menyatakan, hal yang disebut dalam pertemuannya dengan Ahok bukanlah untuk meminta bekas Bupati Belitung Timur itu jadi mualaf. Tetapi ia meminta supaya Ahok menjalin komunikasi yang baik pada tokoh-tokoh agama. 

 " Komunikasi mesti ditingkatkan. Karena komunikasi bukanlah mesti kongkalingkong lho. Karena bangun tidak mungkin saja dapat cuma kita sendiri sisi-sisi eksekutif. Seluruhnya elemen orang-orang mesti berbarengan bangun, " pungkas dia.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

  1. Jangan ada dusta diantara kita seperti sepenggal syair dari lirik lagu saja

    BalasHapus
  2. kok bisa ya seorang tokoh membicarakan agama , pasti ada maksud tertentu

    BalasHapus