Pengusaha: Negara Kita "Doang' yang Pro Rakyat Miskin..


JAKARTA,– Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman menyampaikan, entrepreneur di industri tekstil serta product tekstil (TPT) mengharapkan supaya pemerintah memberi tarif listrik yang kompetitif untuk kelompok industri. 

Ade menyampaikan, dibanding dengan negara lain, tarif listrik untuk industri di Indonesia masih tetap termasuk mahal. Misalnya dibanding dengan China yang juga adalah negara produsen tekstil, serta Korea. Tarif listrik di Indonesia meraih 10 sen per KWh (kilowatt hour), tengah tarif listrik di Korea cuma 6 sen per KWh. 

Mengenai tarif listrik untuk industri di China juga 10 sen per KWh, tetapi diberikan potongan harga 50 % oleh pemerintahnya saat malam hari. Menurutnya, bila malam hari mengkonsumsi listrik oleh pelanggan rumah tangga menyusut mencolok. Penurunan beban penggunaan ini digunakan oleh pemerintah China untuk memberi subsidi untuk kelompok industri. 

“Pada malam hari diberikan potongan harga 50 % s/d jam 5 pagi. Kemudian berlaku lagi tarif normal, ” kata Ade didapati selesai diskusi di Jakarta, Selasa (28/7/2015). 

Pembedaan tarif untuk industri serta kelompok customer umum dikerjakan negara-negara industri. Terkecuali pembedaan tarif, mereka juga umumnya memberi potongan harga. “Itu yang dikerjakan oleh negara-negara smart, ” kata Ade. 

Hal seperti itu, sebut Ade, adalah suatu hal yang normal dikerjakan oleh negara yang mau rakyatnya mempunyai pekerjaan serta mempunyai daya beli yang luas. “Di Jepang juga demikian (ada potongan harga). Kita doang yang pro rakyat miskin. Cuma kelompok 450 VA (VoltAmpere) serta 900 VA yang bisa subsidi, ” ucap Ade. 

“Jadi tak perlu bekerja, bisa listrik murah. Kan aneh. Harusnya kita memikirkan bagaimanakah rakyat dapat bekerja, mempunyai pendapatan. Hingga tarif listrik berapapun dia mampu beli, ” tandas Ade. 

Perlambatan ekonomi serta beragam kebijakan pemerintah, disadari Ade memberi desakan pada industri TPT. Sampai semester pertama th. ini telah kian lebih 50. 000 orang yang dirumahkan. 

Walau sebenarnya, kata Ade, industri TPT juga sebagai industri pionir memberi peluang kerja yang bisa menyerap tenaga kerja di Indonesia. Walau tak memberi pendapatan yang terlalu tinggi seperti industri lain, tetapi sekurang-kurangnya kata dia, orang-orang dapat mempunyai pendapatan. 

“Tapi, harga listrik seperak juga bila tak mempunyai duit akan tidak terbeli, lantaran kita tak mempunyai pekerjaan, ” kata Ade.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar