![]() |
Pidato Presiden Joko Widodo waktu buka Konferensi Asia Afrika menyoroti keadaan global yg tidak seimbang. Jokowi menyinggung status Palestina yang sampai saat ini masih tetap dijajah, peran Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yg tidak berdaya, sampai ekonomi dunia yang dikuasai instansi seperti Bank Dunia serta IMF.
Jokowi mengajak negara-negara di lokasi Asia serta Afrika mempererat kerja sama serta membuat tatanan dunia baru yang berdasar pada keadilan serta kesetaraan.
Tersebut pidato komplit Presiden Jokowi di depan beberapa pemimpin negara Asia Afrika waktu buka KAA di Jakarta Convention Center, Rabu (22/4).
60 Th. lantas, ayah bangsa kami, Presiden Soekarno, Bung Karno mencetuskan ide itu untuk menghidupkan kesadaran bangsa-bangsa Asia Afrika memperoleh hak hidup yang menentang ketidakadilan, menentang imperialisme. 60 th. lantas solidaritas kita perjuangkan untuk berikan keadilan untuk rakyat kita tersebut semangat gelora KAA 1955. Tersebut esensi dari semangat Dasa Sila Bandung
Saat ini 60 th. lalu kita bersua kembali di negeri ini di Indonesia dengan situasi tidak sama, bangsa-bangsa sudah merdeka tetapi perjuangan kita belum usai. Dunia yang kita warisi ini masih tetap sarat dengan ketidakadilan serta kesenjangan. Harapan berbarengan tentang tatanan dunia baru yang berdasar pada keadilan, kesetaraan masih tetap jauh.
Tidak seimbangan global masih tetap terpampang. Saat negara kaya yang cuma seputar 20 % masyarakat dunia, konsumsi seputar 70 % sumber daya dunia, jadi tidak seimbangan global tidak bisa dijauhi.
Saat beberapa orang di belahan dunia samping utara (negara maju) nikmati hidup elegan, sesaat 1, 2 miliar negara di lokasi selatan (negara berkembang) hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan kurang dari 2 dolar /hari, jadi ketidakadilan global jadi terang.
Di waktu sekumpulan negara kaya menyampaikan dapat merubah dunia dengan tujuannya sendiri, jadi tidak seimbangan global sudah menghancurkan kita seluruhnya. semantara semakin kuat tampak bahwa PBB tak dapat lakukan apa-apa.
Aksi-aksi kekerasan tanpa ada mandat PBB, sudah menunjukkan bahwa meremehkan kehadiran organisasi internasional itu. Karenanya kita juga sebagai negara Asia Afrika, menekan dikerjakannya reformasi PBB supaya berperan juga sebagai organisasi dunia yang mendorong keadilan untuk sesemua bangsa.
Untuk saya tidak seimbangan global makin menyesakkan dada. Kita serta dunia masih tetap berutang pada rakyat Palestina. Dunia tak berdaya melihat penderitaan rakyat Palestina. Kita tak bisa berpaling dari penderitan rakyat Palestina. Kita mesti mensupport suatu negara Palestina yang merdeka.
Ketidakadilan global juga terlihat terang saat seklompok negara menampik pergantian kenyataan yang ada. Pandangan yang menyampaikan bahwa masalah ekonomi dunia cuma bisa dikerjakan oleh Bank Dunia, IMF, serta ADB yaitu pandangan yang usang serta butuh dibuang.
Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tak dapat diserahkan pada tiga instansi keuangan itu. Kita menekan reformasi arsitektur keuangan global. Sekarang ini perlu pimpinan global yang kolektif serta Indonesia juga sebagai kemampuan ekonomi baru yang bangkit juga sebagai negara berpenduduk muslim paling besar di muka bumi serta Indonesia juga sebagai negara demokrasi ketiga didunia siap memerankan global. Indonesia siap bekerja bersama dengan beragam pihak wujudkan harapan itu.
Hari ini serta hari depan kita ada di Jakarta menjawab ketidakadilan serta tidak seimbangan itu. Hari ini serta hari depan dunia menunggu beberapa langkah kita berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain didunia, kita dapat lakukan itu seluruhnya dengan membumikan semangat Bandung dengan merujuk pada tiga harapan.
Pertama kesejahteraan, kita mesti mempererat hubungan kerja menghapuskan kemiskinan, mengembangankan kesehatan serta memperluas lapangan kerja. Ke-2, solidaritas, kita mesti tumbuh serta maju berbarengan dengan bangun hubungan kerja ekonomi, menolong menghubungkan konektivitas.
Ketiga, kestabilan internal serta eksternal pada hak-hak asasi manusia. Kita mesti ajukan pertanyaan apa yang salah dengan kita. Kita mesti bekerjasa sama tangani ancaman kekerasan, pertikaian serta radikalisme seperti ISIS. Kita mesti nyatakan perang pada narkoba yang menghancurkan hari esok anak-anak kita. OKI serta Indonesia memprakarsai pertemuan informal organisasi hubungan kerja Islam. Kita juga mesti berusaha keras membuat.
Kita menuntut sengketa antarnegara tak dikerjakan dengan pemakaian kemampuan serta kita rumuskan langkah penyelesaiannya dalam sidang KAA ini.
Lewat komunitas ini saya mau berikan kepercayaan saya bahwa hari esok dunia ada di seputar equator, di tangan kita bangsa Asia Afrika yang ada di dua benua.
Dengan mengucap Bismilahirrahmanirrahim, Konferensi Asia Afrika th. 2015 di buka.

0 komentar:
Posting Komentar