Dia cuma punya niat jual tisu pada seseorang pengunjung restoran cepat saji. Namun, dia jadi dipukul oleh manajer restoran.
Dream - Nasib tragis dihadapi seseorang bocah di Turki. Bocah yang terakhir di ketahui bernama Ahmed Hamdo Abeyd cuma punya maksud jual tisu pada pengunjung suatu restoran cepat saji di salah satu pojok kota Istambul.
Bukannya dagangan yang laris, Ahmed malah diusir oleh manager restoran itu. Lebih kronis, Ahmed dipukul sampai hidungnya keluarkan darah.
" Saya cuma jual tisu. Saat saya tawarkan sebungkus tisu pada seseorang wanita disana, mereka menarik serta memukuli saya, " tutur Ahmed pada harian lokal Hurriyet, diambil dari dailymail. co. uk, Rabu, 29 Juli 2015.
Ahmed mengakui pernah hilang kesadaran disebabkan terserang pukulan. Mujur, ada seseorang warga cepat-cepat mendatanginya serta menyiramkan air sampai dia dapat tersadar.
" Mereka (manajer restoran) menginjak-injak saya. Seseorang warga Suriah di seberang jalan lari hampiri saya serta menuangkan air sampai saya kembali sadar, " ungkap Ahmed.
Insiden pemukulan itu pernah terekam suatu kamera serta menyebar di jejaring sosial. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu juga pernah geram serta memerintahkan pemerintah setempat mencari Ahmed supaya dapat dirawat.
Ahmed adalah satu dari anak-anak pengungsi Suriah di Turki. Mereka sangat terpaksa berjualan karena mesti bertahan hidup ditempat pengungsian. Rumah mereka saat ini tak akan aman lantaran perseteruan bersenjata yang belum juga selesai.
Foto-foto berkenaan insiden pemukulan yang dihadapi Ahmed bikin beberapa netizen geram. " Banyak air mata untuk anak pengungsi Suriah yang dipukul di Turki, mengharapkan pelakunya merinding rasakan penjara lantaran telah memukulnya, " ungkap seseorang pemakai Twitter.
Terakhir, harian Sabah melaporkan manajer itu tak memperoleh teguran. Namun saat ini sang manajer telah dipecat dari restoran itu.
Turki jadi rumah untuk 1, 7 juta pengungsi asal Suriah, berdasar pada laporan Tubuh Pengungsi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) disebabkan perang saudara sepanjang empat th..
0 komentar:
Posting Komentar