 |
Pertarungan antar-faksi di badan pemerintah bukan sekedar untuk masalah susunan kabinet yang bakal selekasnya dirombak, tetapi telah masuk ke institusi lain, dalam hal semacam ini TNI. Posisi Panglima TNI juga ditarik-tarik ke ranah politik.
Dalam pembicaraan di kelompok politisi serta aktivis akhir-akhir ini dijelaskan bahwa pada umumnya Jokowi makin tak nyaman dengan kubu Kalla-Mega-Paloh yang juga disingkat KMP. Kubu ini dikira terlampau agresif merongrong Jokowi serta memaksanya sekedar hanya jadi pelaksana kekuasaan partai pendukung. Jadi tak heran apabila mulai tampak sinyal tanda Jokowi bergegas merangkul kubu yang berseberangan dengan KMP diatas.
Nampaklah berita yang menyampaikan ada beberapa pejabat Koalisi Merah Putih tengah bersiap-siap menguatkan Kabinet Kerja.
Tidak cuma Koalisi Merah Putih yang memperoleh kesempatan dari perseteruan internal pada Jokowi serta beberapa pendukungnya. Partai Demokrat yang di pimpin SBY serta sampai kini dinilai ada di dalam juga mulai dilibatkan untuk menguatkan posisi Jokowi melawan kawan-kawannya sendiri.
Salah satu tanda-tanda kuat yang menunjukkan fungsi SBY di belakang Jokowi yaitu peletakan beberapa orang SBY didalam beberapa posisi utama di Kementerian juga di BUMN. Termasuk juga penunjukan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo juga sebagai calon Panglima TNI, meski beberapa pendukung Jokowi di Koalisi Indonesia Hebat menginginkan Kepala Staf TNI Angkatan Hawa Marsekal Agus Supriatna yang dipasang juga sebagai pengganti Jenderal Moeldoko.
Lantaran tidak ingin kehilangan posisi di badan TNI, jadi saat ini bergulirlah gosip jabatan Wakil Panglima TNI dari kelompok Istana, yang diinginkan bisa jadi keseimbangan kemampuan non-KIH di TNI.
Pada umumnya uji coba politik ini berisiko tinggi. ysa
0 komentar:
Posting Komentar