Salah satu pemicu lambatnya perkembangan ekonomi Indonesia sepanjang semester I, 2015 yaitu penyerapan biaya pemerintah yang rendah.
Tetapi demikian, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menyampaikan, mesti dibeadakan masalah penyerapan biaya pemerintah pusat serta didaerah. Kata dia, perkembangan ekonomi di pusat meskipun lambat tetapi masih tetap tampak tumbuh.
Karena, menurut Bambang, ada seputar RP 273, 5 triliun dana pemerintah daerah yang menganggur tersimpan di bank pembangunan daerah (BPD).
" Jadi bila ada yang bertanya mengapa perkembangan ekonomi melambat, satu diantaranya lantaran Rp 273, 5 triliun serta masih tetap mengendon di bank, " kata Bambang waktu konfrensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (5/8).
Menurut Bambang, tiap-tiap biaya yang disalurkan mesti baiknya direalisasikan berbentuk program serta kesibukan. Hingga mendorong terwujudnya perekonomian, baik di pusat ataupun daerah.
Bambang mengemukakan, Januari 2015, dana pemda di BPD baru Rp 169 triliun, Februari bertambah jadi Rp 180 triliun, Maret jadi Rp 227, 7 triliun, April sebesar Rp 253, 7 triliun, serta Mei sebesar Rp 255, 3 triliun.
" Mengkonsumsi dari pemerintah, cuma berbelanja barang. Di daerah tadi dengan dana mengangur, jadi itu punya pengaruh, " sambungnya.
Tidak cuma itu, menurut Bambang, aspek lain dari perkembangan daerah yang kurang yaitu realisasi APBD yg tidak optimal. Tidak sama dengan pemerintahan pusat, biaya di akhir th. mesti di habiskan. Lantaran tidak dapat memercayakan bekas biaya lebih (SAL). Bila pemerintah SAL dapat dipakai di th. selanjutnya.
" Aspek lain lantaran pilkada serentak akhir th. kelak. Banyak incumbent yang nunggu kampanye baru ingin nunjukin proyek pemerintah daerahnya. Pada akhirnya baru dapat terlihat kelak September, " sekian Bambang. sam
0 komentar:
Posting Komentar