Usia 90 Tahun, Mbah Rohani Masih Tekun Berjualan Bawang Putih Tunggal


MAGELANG MEDIA INDONESIA- Waw…Sungguh panorama yang luar umum serta menarik, saat wartawan media ini tidak berniat berkunjung di pusat perbelanjaan oleh-oleh di Magelang. 

Seseorang nenek renta menunggui dagangannya, bawang putih tunggal atau dimaksud bawang putih lanang (jantan-red), di sudut emperan toko Istana Oleh-oleh di lintas jalan Magelang, Jawa Tengah ke Yogyakarta. Bawang putih itu terbungkus dalam plastik bening, yang diletakkan di atas bakul. 

Mbah Rohani demikian sebutan dianya, telah berumur 90 th.. Mbah penjual bawang putih ini sehari-hari berjualan di emperan toko itu, dengan bawaan seputar 10 kg satu hari. Telah 5 th. paling akhir ini ia berjualan di emperan toko itu. Semula dia berjualan di Pasar di belakang pertokoan. Tetapi ia turut tergusur, sesudah 5 th. lantas pasar itu terbakar. 

Berwajah yang penuh keriput serta giginya yang telah banyak goyang, melukiskan segi ketuaannya. Tetapi, bicaranya masih tetap cukup terang berbahasa Jawa, serta pendengarannyapun masih tetap termasuk baik. Perawakannya agak mungil dengan sedikit telah terbungkuk. 

Menurut penuturannya, ia telah berjualan bawang tunggal mulai sejak umur 10 th. di pasar Magelang yang terbakar itu. Saat itupun pikulannya cuma 10 kg. Berarti, telah 80 th. ia dengan setia berjualan bawang putih tunggal, yang kerap dipakai untuk ramuan obat herbal itu. Wah! 

Saat di tanya, berapakah anaknya, iapun menyampaikan ada 4 orang, serta seluruhnya telah menikah. Bahkan juga nyatanya iapun mempunyai cucu 9 orang. 

Di tanya lagi, mengapa dianya tidak ngikut anak saja, dengan polosnya ia menyampaikan memanglah anaknya minta agar dianya turut anaknya. Tetapi argumennya, tidak ingin bergantung anak. 

“Saya memanglah diminta turut anak. Namun saya ndak ingin nyusahin anak, ” tuturnya dengan muka ikhlas pada Redaksi. co. id, Sabtu (25/07/2015) di Magelang.  

Disinggung tentang pendapatannya satu hari, nenek renta ini menyampaikan tidak pasti akhirnya. Tetapi menurut dia cukup untuk hidupnya sehari-hari. 

Hebatnya lagi, ia menuturkan, sepulang berjualan, ia mengajar ngaji anak-anak di lingkungannya. Bahkan juga dengan sigap ia tunjukkan buku tulisan yang diisi tulisan manual huruf Arab, yang di ambil dari tas plastik. 

Sebagian rekannya yang berjualan disekitarnyapun mengamini usianya yang telah 90 th. itu, serta kesetiaannya jual bawang putih tunggal, yang telah beberapa puluh th.. Mereka juga paham, Mbah Rohani mempunyai anak serta mempunyai cucu. Tetapi tidak banyak yang tahu, mengapa sekian setianya dia berjualan bawang putih tunggal yang langka didapati, serta langka juga pembelinya. 

Bahkan juga dalam pantauan hilir mudik di antara konsumen oleh-oleh, cuma sedikit saja yang bertanya barang dagangannya. Ada yang cuma menawar harga, tetapi tidak jadi beli. 

Saat ada konsumen serta tawar-menawar, pada akhirnya konsumen beli 2 bungkus (1 bungkus=1 ons) plastik bawang tunggalnya. Tetapi tak tahu telah umum atau tak, si Mbah menyampaikan pada konsumen, dia berikan satu bungkus plastik lagi, lantaran tak ada duit kembalian Rp. 50. 000, - yang didapatkan konsumen. Sang pembelipun kelihatannya senyum saja, serta beranjak sesudah terima satu bungkus lagi. 

Tidak banyak tampak panorama langka seperti ini, dengan type jualan yang langka juga. Tetapi sang nenek renta mesti selalu mengambil langkah. Hingga iapun mesti terus melakukan hidup dengan sehari-harinya yang sesungguhnya telah tidak layak lagi ia lakoni. Namun tersebut yang namanya hidup! Sampai mungkin saja satu waktu, iapun tidak dapat lagi memerankannya. (DANS)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar