Waktunya Indonesia Bangkit


Manusia Indonesia mempunyai beberapa kekurangan, seperti yang pernah disibakkan Mochtar Lubis serta Koentjaraningrat sebagian dekade silam. Tetapi, manusia Indonesia juga mempunyai kesempatan untuk jadi manusia andal serta saat ini waktunya untuk bangkit. 

Sekian benang merah pandangan Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan serta Kebudayaan pada masa Orde Baru ; Ignas Kleden, sosiolog ; Heddy Shri Ahimsa Putra serta PM Laksono, antropolog Kampus Gadjah Mada, Yogyakarta ; Rhenald Kasali, Guru Besar Pengetahuan Manajemen Fakultas Ekonomi Kampus Indonesia ; dan Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan. 

Mereka berpandangan, beberapa kekurangan mentalitas manusia Indonesia yang dahulu dimaksud Mochtar Lubis serta Koentjaraningrat masih tetap ada sampai saat ini. 

”Beberapa ciri-ciri yang masih tetap bertahan yaitu meremehkan tanggung jawab, kurang yakin diri, serta sukai menerabas ketentuan, ” kata Heddy, Jumat (26/6), di Yogyakarta. 

Sikap sukai menerabas ketentuan mewujud dalam sikap pragmatis yang mementingkan diri sendiri. Sikap pragmatis serta mau menang sendiri itu dengan gampang tampak di jalan raya berbentuk pelanggaran ketentuan jalan raya. Didunia pendidikan, mental sejenis itu tampak dari ada mahasiswa yang berusaha memakai joki dalam kerjakan pekerjaan akhir. Mengenai di bagian politik, tingkah laku korup nampak lantaran ada ciri-ciri pragmatis yang mau mengeruk keuntungan secepat-cepatnya tanpa ada berusaha keras. 

Kekurangan ciri-ciri lain yaitu semangat primordialisme yang condong menguat, terlebih mulai sejak Reformasi 1998. Primordialisme nampak berbentuk mementingkan kebutuhan grup diatas kebutuhan bangsa atau bahkan juga diatas kebenaran. ”Sekarang nasionalisme kita menyurut, sesaat semangat primordialisme semakin menonjol, ” tutur Heddy. 

Laksono menyimak, beberapa orang yang berlaku nekat serta tidak segan merugikan orang lain untuk kebutuhannya sendiri. 

Pekerjaan fisik megaproyek system transportasi cepat massal (MRT) di Patung Pemuda, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (25/6). Proyek pembangunan MRT masuk fase konstruksi jalur bawah tanah dari Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia. Tempat pengeboran pertama di depan Patung Pemuda, Senayan, yang direncanakan dikerjakan pada 17 Agustus 2015. Diperlukan 4 mesin bor berdiameter 6, 7 mtr. untuk bangun jalur dari Senayan sampai Bundaran HI. Ada enam stasiun yang bakal di bangun dibawah tanah, yakni di Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, serta Bundaran Senayan. 

KOMPAS/AGUS SUSANTO 

Pekerjaan fisik megaproyek system transportasi cepat massal (MRT) di Patung Pemuda, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (25/6). Proyek pembangunan MRT masuk fase konstruksi jalur bawah tanah dari Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia. Tempat pengeboran pertama di depan Patung Pemuda, Senayan, yang direncanakan dikerjakan pada 17 Agustus 2015. Diperlukan 4 mesin bor berdiameter 6, 7 mtr. untuk bangun jalur dari Senayan sampai Bundaran HI. Ada enam stasiun yang bakal di bangun dibawah tanah, yakni di Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, serta Bundaran Senayan. 

”Kita ada pada kondisi seperti tengah rayahan (berebut). Dalam kondisi seperti itu, orang yang lemah bakal kalah, ” tuturnya. 

Kekurangan ciri-ciri itu juga digabungkan dengan sikap kepura-puraan. Mereka yang sukai tidak mematuhi ketentuan nyatanya sukai berpura-pura menaati ketentuan. ”Ada hipokrisi, yaitu orang sukai omong yang indah-indah, namun perilakunya jelek. Celakanya, hal semacam itu dikira baik-baik saja hingga kondisi ini jadi masif, ” tutur Laksono. 

Beberapa kekurangan dalam ciri-ciri atau mentalitas itu dapat menghalangi perkembangan bangsa. Kelemahan-kelemahan itu mesti dikikis supaya Indonesia dapat hadapi tantangan hari esok yang semakin berat. 

Walau demikian, Heddy yakini, orang-orang Indonesia juga mempunyai keunggulan dalam ciri-ciri, umpamanya dapat terima ketidaksamaan serta sikap spiritual yang relatif baik. 

Dengan kiat yang pas, kelebihan ciri-ciri itu dapat dimaksimalkan, sesaat segi lemahnya dapat diminimalisir. 

”Untuk lakukan hal semacam itu, saya tak yakin pada instansi pendidikan resmi. Malah saya mengharapkan pada mass media untuk menggerakkan manfaat pendidikan supaya kekurangan ciri-ciri itu dapat dikikis, ” katanya. 

Manusia terdidik 

Menurut Daoed Joesoef, manusia terdidik jadi tantangan pembangunan manusia Indonesia ke depan. Manusia terdidik bukanlah manusia terpelajar, tetapi manusia yang dapat tahu serta menyesuaikan diri dalam lingkup budaya serta lingkungannya dengan baik. 

Sekolah juga sebagai instansi pendidikan saat ini semakin banyak menggerakkan manfaat pengajaran, bukanlah manfaat pendidikan anak bangsa. Layak saja jika lalu stereotip dengan cara negatif selalu menempel pada diri manusia Indonesia, seperti pernah dibahas Mochtar Lubis serta Koentjaraningrat. 

”Pendidikan tak sama juga dengan pengajaran, ” tutur Daoed. 

Manusia mesti dipandang juga sebagai individu, anggota keluarga, anggota orang-orang, serta anggota satu bangsa. Dari posisi spesifik, manusia Indonesia dapat dipandang banyak segi negatifnya, namun dengan demikian malah itu jadi tantangan bangsa ini untuk jadikan manusianya juga sebagai well educated (terdidik baik), bukanlah terpelajar. 

Renaisans 

Ignas Kleden yakini, renaisans atau kebangkitan manusia Indonesia mempunyai kesempatan. Manusia Indonesia mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan ciri-ciri jadi manusia andal. 

Andaikata manusia Indonesia dapat melakukan kebangkitan kembali, hal semacam ini bukan sekedar beresiko untuk Indonesia, namun juga hingga lokasi Asia Tenggara. 

Rhenald Kasali menyampaikan, karakter manusia Indonesia yang positif juga yaitu suka membantu. Bila ada kesusahan, orang di seputar cepat membantu. 

Orang Indonesia juga disadari mempunyai jiwa seni yang tinggi, serta tak lihat hal semacam ini di banyak negara lain. Ia mencontohkan kekayaan batik atau tenun di beberapa daerah. 

Dapat di ajak berubah 

Ignasius Jonan, yang pada awal mulanya menjabat Direktur Paling utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), rasakan 42. 000 karyawan PT KAI, baik organik ataupun non- organik, serta 300 juta penumpang kereta api dapat di ajak beralih, teratur, serta bekerja efektif. Ia meyakini orang Indonesia memiliki segi positif yang besar serta kuat. 

Ia mencontohkan, saat akan diaplikasikan ticket elektronik di kereta komuter Ibu Kota, banyak pihak yang menyangsikan hal semacam itu bakal efisien. Ada asumsi, orang-orang belum siap serta bakal gagap pada tehnologi. Sebenarnya, system ini sukses diaplikasikan hingga perjalanan warga lebih efektif serta teratur. 

Dari pengalaman sampai kini, ia lihat, ciri orang Indonesia yaitu sangatlah membutuhkan contoh. Orang Indonesia bakal baik bila panutannya baik. 

Ia juga menyampaikan, ciri orang Indonesia yaitu tak gampang menyerah. Indonesia didera krisis ekonomi besar pada 1998 serta 2008. Orang memikirkan bangsa Indonesia bakal morat-marit serta berantakan, nyatanya kurun waktu tiga th. telah dapat lebih baik. Pemulihan ini tambah lebih cepat dibanding dengan Yunani serta Spanyol. (NAW/MAR/HRS)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar