TNI AU Siap Hadapi Jet Penerobos : Identifikasi, Cegat, Tembak


Jakarta, Tentara Nasional Indonesia memperketat penjagaan di Ambalat menyusul insiden beruntun selama Januari-Mei dimana pesawat tempur asing berulang-kali menerobos masuk lokasi hawa RI. (Baca : TNI Berang, Jet Tempur Malaysia Masuk Ambalat 9 Kali) 

 “Ada sembilan kali pelanggaran pesawat asing di Ambalat. Di lokasi itu, asumsinya siapa lagi yang menerobos terkecuali Malaysia? ” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Hawa Marsekal Madya Dwi Badarmanto pada CNN Indonesia, Kamis (17/6). 

Ambalat yang terdapat dekat perbatasan Kalimantan Timur dengan Sabah, Malaysia, adalah blok laut kaya minyak seluas 15. 235 km. persegi yang terdapat di Selat Makassar atau Laut Sulawesi. 

Lokasi itu sering jadi biang keributan Indonesia serta Malaysia mulai dekade 1960-an. Terlebih mulai sejak 1979 Malaysia bikin peta tapal batas kontinental serta maritim baru dengan memasukkan Blok Ambalat ke wilayahnya hingga menyebabkan memprotes RI. 

Konflik ke-2 negara mencapai puncak pada 2002 saat Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia atas sengketa kepemilikan Pulau Sipadan serta Ligitan yang ada di perairan Ambalat. (Baca : Histori Panjang Ketegangan RI-Malaysia di Ambalat) 

TNI AU tahu pelanggaran pesawat tempur Malaysia itu dari radar. “Ditangkap radar kami, lalu segera kami laporkan ke unit atas, ” tutur Dwi. 

Laporan radar inilah sebagai basic keinginan Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Koordinator Politik Hukum serta Keamanan supaya pemerintah RI selekasnya melayangkan nota memprotes pada Malaysia. (Baca TNI : Pemerintah Mesti Kemukakan Memprotes Diplomatik ke Malaysia) 

Dwi menyebutkan, ada beberapa prosedur yang dikerjakan TNI AU waktu tahu ada pesawat asing menerobos masuk ke lokasi RI tanpa ada izin. “Pertama, kami identifikasi pesawat dari tempat mana itu. Ke-2, kami kontak pilot pesawat itu untuk memintanya mendarat serta tunjukkan izin terbangnya, ” kata dia. 

Bila pilot tidak ingin merespons kontak serta tau ingin mendarat, jadi TNI AU bakal selekasnya menerbangkan pesawat untuk lakukan intercept atau mencegat pesawat asing itu. Ke empat adalah langkah akhir apabila pesawat itu terkejar tetapi pilotnya terus tidak ingin merespons, adalah dengan melepas tembakan. 

TNI AU pernah sekian kali lakukan prosedur itu, tetapi tak pernah hingga menembak lantaran umumnya pesawat asing ingin menuruti keinginan untuk mendarat. Walau sekian, hal tidak sama berlangsung pada pesawat tempur Malaysia lantaran jet-jet itu menerobos lokasi hawa RI saat mereka ketahui persis zona itu tidak tengah dijaga oleh pesawat TNI AU. 

“Jika pesawat TNI ada di Kalimantan serta Sulawesi, mereka tidak ingin lakukan itu. Tetapi bila mereka ketahui tidak ada pesawat di Tarakan, Kalimantan, mereka masuk. Bila kami kejar (dengan menerbangkan pesawat) dari Jawa, mereka keburu hilang, " tutur Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya. 

Berkenaan Operasi Sakti yang di gelar TNI AU serta Angkatan Laut di Blok Ambalat, Dwi menyampaikan itu wajar serta adalah operasi teratur di lokasi perbatasan. Operasi Sakti di Ambalat sekarang ini turunkan tiga kapal perang (KRI), dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 serta Su-30, serta tiga F-16 Fighting Falcon.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar