Reshuffle Kabinet Jokowi-JK, Ini 4 Menteri yang Terancam


 Jakarta - Presiden Joko Widodo mengakui telah mengantongi beberapa nama menteri yang kemampuannya dikira jelek. Nama beberapa menteri yang mempunyai rapor merah ini disebut-sebut masuk bursa reshuffle. Ada yang beritanya dicoret dari kabinet serta ada menteri yang cuma bertukar posisi.


Di bawah ini beberapa menteri yang berpeluang dicopot atau dirotasi : 

1. Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Koordinator Politik, Hukum, serta Keamanan
Tedjo pernah ditegur Jokowi karena keluarkan pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi kekanak-kanakan. Ia juga menuding massa yang mensupport KPK adalah rakyat tak terang. Pernyataan Tedjo ini memetik kritik dari orang-orang, terlebih beberapa netizen. Partai oposisi menekan supaya Jokowi mencoret Tedjo.

“Saya telah melaporkan seluruhnya pelajari serta rapor menteri berkenaan. Selebihnya ya terserah Presiden saja, ” kata Tedjo, 20 Juni 2015 lantas. 

2. Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan 
Bekas Wakil Menteri Keuangan ini disorot, terlebih oleh partai pendukung pemerintah, karena melepaskan penambahan duit muka pembelian kendaraan dinas untuk petinggi negara dari Rp 116 juta jadi Rp 210 juta. Sesudah memperoleh kritik, Jokowi pada akhirnya mencabut perpres penambahan duit muka itu. Serapan biaya Kementerian yang minim juga disebut-sebut juga sebagai sumber kekecewaan Jokowi.

“Terserah, ” kata Bambang saat di tanya ihwal posisinya yang terancam di-reshuffle, 6 Mei 2015 lantas. 

3. Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan
Presiden Joko Widodo disebut-sebut geram karena Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tidak berikan laporan ada kenaikan harga beras sampai jadi Rp 10. 300 per kg. Kemarahan itu di sampaikan Jokowi saat rapat Kabinet Kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, 15 Maret 2015 lantas. Masalah beredarnya beras plastik di Bekasi, yang terakhir dikira tidak dapat dibuktikan, sempat juga bikin Jokowi geram. Rachmat Gobel juga dimaksud bertanggungjawab atas lamanya dwelling time atau saat container ada di pelabuhan saat sebelum mengawali perjalanan darat.

 " Kami telah optimal, tak dapat lakukan pergantian kurun waktu tiga hingga enam bln., ” kata Gobel, awal Mei 2015 lantas. 

4. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil
Beberapa partai koalisi serta oposisi pemerintah menilainya Sofyan kurang cakap memimpin tim ekonomi. Koordinasi tim ekonomi juga dikira kurang jalan hingga serapan dana untuk proyek infrastruktur tersendat.

 " Bila saya tidak popular serta di-reshuffle, tidak ada permasalahan, " ‎ kata Sofyan, Senin, 22 Juni 2015.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar