20 Kapal Illegal Fishing Siap Ditenggelamkan TNI AL Bln. Ini


Jakarta - 20 Kapal nelayan asing yang menangkap ikan dengan cara ilegal di perairan Indonesia bakal ditenggelamkan pada bln. ini. Kapal-kapal itu yaitu hasil tangkapan paduan TNI AL Komando Armada Barat serta Timur. 

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menyampaikan, pihaknya bakal bekerjasama dengan Menteri Kelautan serta Perikanan Susi Pudjiastuti, untuk memastikan tanggal eksekusinya. 

 " Kita kelak mesti menenggelamkan kapal ikan, Mei ini terdapat beberapa kapal ikan yang kita tenggelamkan, seputar 20 kapal. Saya bakal berikan ke Ibu Susi. Banyak yang bodong, berarti tak ada surat sekalipun di lokasi barat serta timur, " tutur Ade selesai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman TNI serta BNN di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 13 Mei 2015. 

Ade menjelaskan, pihaknya telah lakukan pengamanan untuk menghindar masuknya imigran gelap di perairan. Berkenaan masuknya pengungsi Rohingya, Ade menyanggah TNI AL kecolongan. Lantaran pada awal mulanya pihaknya memperoleh info berlangsung pendaratan kapal yang condong dalam jumlah banyak di Lhokseumawe, Aceh. 

 " Demikian saya bisa inforamasi ada pendaratan yang condong jumlahnya banyak dari Pangmabar (Panglima Armada Barat), ia melapor pada saya serta kita selidiki nyatanya ketemu, " ungkap Ade. 

Memagari Perairan Dengan Kapal Patroli 

Ade menyampaikan, lokasi perairan RI ada di dalam jalur perdagangan dunia. Letaknya yang strategis ini mempunyai efek jelek, lantaran jadikan lokasi riskan tindak kriminil lintas negara, seperti penyelundupan manusia, barang ilegal, sampai narkoba. 

Jadi itu, kata Ade, langkah terbaik untuk menghindar kejahatan masuk melalui perairan RI yaitu memagari selama garis pantai nusantara dengan kapal patroli. 

 " Negara kita itu riskan, misalnya penyelundupan di Sumatera Barat dapat datang dari utara umpamanya India, Thailand, Malaysia. Di Kepulauan Riau dapat dari Vietnam atau Singapura. Yang paling bagus ya kita pagari, serta itu perlu kapal banyak, " tutur Ade. 

Menurut Ade, TNI AL pernah merumuskan maksimalisasi penjagaan lokasi air dengan pola pagar, yaitu memerlukan seputar 500 kapal patroli dengan peletakan kapal di tiap-tiap jarak 30 mil dari bibir pantai. Sedang, pihaknya selama ini cuma dapat membidik pengadaan 44 kapal patroli type Offshore Patrol Vessel. 

 " Sekarang ini, kapal patroli ditargetkan minimum 44 unit. Bila ingin memagari butuh 500 kapal yang di taruh tiap-tiap jarak 30 mil, " terang dia. 

Ade menyampaikan, untuk menaikkan jumlah kapal patroli, beberapa hal yang perlu diperhitungkan. Dari mulai penyusunan operasi, sampai keperluan bahan bakar. 

 " Bagaimanakah penyusunan operasinya di laut. Kita juga masih tetap ketergantungan bahan bakar, kesana ke mari kan butuh bahan bakar. Itu mesti cukup. Lalu pola operasi, lantas info intelijen mesti bagus, " tutup Ade. (Rmn)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar