JAKARTA, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menagih janji Presiden Joko Widodo yang menyampaikan bahwa perkembangan ekonomi Indonesia akan meroket. Sesudah masuk awal bulan Oktober 2015, Fadli belum lihat ada sinyal tanda perkembangan ekonomi alami sentimen positif.
Malah pada akhir bln. September, rupiah menembus Rp 14. 800 per dollar Amerika Serikat.
" Bila perkataan seseorang pemimpin itu tidak dapat dibuktikan, ini kan semestinya sabda pandita ratu, semakin bagus janganlah disampaikan, serta janganlah dijanji-janjikan, saat ini buktinya apa? " kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Bila Jokowi sering memberi janji-janji yang tidak dapat dibuktikan, Fadli cemas keyakinan masyarakaat malah akan makin alami penurunan. Beberapa pelaku usaha juga dapat meragukan kekuatan pemerintahan.
" Jadi semakin bagus tidak usah menjanjikan, tidak usah bicara, dibuktikan saja, " ucap politisi Partai Gerindra itu.
Bila keadaan ini selalu berlanjut, Fadli cemas Indonesia tidak lama lagi dapat alami krisis ekonomi seperti yang berlangsung pada 1998 silam. Dia meminta pemerintah selekasnya mengevaluasi kebijakan yang selama ini sudah di ambil serta mencari tahu mengapa kebijakan itu tidak juga efisien menghidupkan perekonomian nasional.
" Seperti pengalaman saat lantas, senantiasa diawali dengan depresiasi rupiah, yang jadikan itu krisis moneter, lalu jadi krisis ekonomi, krisis sosial politik, serta krisis kepemimpinan. Nah, jangan sempat ini nanti jadi satu leadership crisis, tidak ada lagi keyakinan pada kepemimpinan nasional, " ucap Fadli.
Presiden pada awal mulanya mengakui telah memperkirakan perkembangan ekonomi pada kuartal II-2015 bakal ada di level 4, 67 %. Dia meyakini angka itu bakal melambung jauh pada semester ke-2 mulai bln. September. (Baca : Jokowi : Mulai September, Perkembangan Ekonomi Indonesia Bakal Meroket)
" Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, cocok November itu dapat begini (tangan menunjuk ke atas), " kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).
Dia berasumsi lambatnya perkembangan ekonomi sampai kuartal ke-2 ini lantaran serapan biaya baik di tingkat pusat ataupun daerah yang belum tersalurkan. Diluar itu, ada pula aspek eksternal yang bikin negara-negara lain termasuk juga Indonesia alami perlambatan.
Tetapi, masuk semester ke-2, Jokowi meyakini perkembangan ekonomi Indonesia dapat lebih baik. Waktu di tanyakan apakah pemerintah optimistis sampai akhir tahun ini perkembangan dapat meraih kian lebih 5 %, Jokowi belum dapat meyakinkan. Hal semacam ini lantaran perkembangan ekonomi di pengaruhi banyak aspek.
" Beberapa hal yang pengaruhi. Tidak cuma permasalahan serapan biaya saja, namun juga spending dari BUMN, berbelanja dari swasta. Itu pengaruh sekali. Jadi bila ajukan pertanyaan seperti itu, jawabannya pada akhir Desember, " kata Jokowi.
0 komentar:
Posting Komentar