Sampai sekarang ini, Presiden Jokowi belum menunjuk nama calon Penglima TNI pengganti Jenderal Moeldoko.
" Kita tunggulah saja siapa yang kelak akan ditunjuk beliau (presiden, Red), " kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno, tempo hari (7/6).
Dia belum dapat meyakinkan waktunya lantaran penunjukkan calon panglima TNI yaitu hak prerogatif presiden.
Berdasarkan ketetapan perundangan, calon panglima TNI nanti masih tetap disuruhkan kesepakatan ke DPR. Kesepakatan parlemen mesti dikeluarkan paling lambat 20 hari, terhitung mulai sejak presiden mengemukakan ke DPR, tetapi tak termasuk juga saat reses.
Berdasarkan jadwal persidangan di DPR, beberapa wakil rakyat bakal kembali masuk saat reses mulai 10 Juli sampai awal Agustus 2015. Berarti, idealnya presiden sudah ajukan calon paling lambat pada 19 Juni yang akan datang, atau 20 hari saat sebelum 10 Juli.
" Yang pasti, presiden bakal pilih yang terbaik, sesuai sama keperluan TNI ke depan, " papar Tedjo.
Lantas siapa kemungkinan kandidat yang bakal diambil? Tedjo juga menyatakan, bila presiden bakal pilih satu dari tiga kepala staf di badan TNI yang ada sekarang ini. Mereka yaitu Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo, KSAU Marsekal Agus Supriyatna, serta KSAL Laksamana Ade Supandi.
" Masalah kecakapan, mereka cakap seluruhnya. Jadi, sekali lagi, kita tunggulah saja, " tandas bekas KSAL itu.
Masih tetap berdasarkan pada ketetapan perundangan, panglima TNI dijabat oleh perwira tinggi aktif yang tengah atau pernah menjabat juga sebagai kepala staf angkatan. Dengan ketentuan itu, tiga kepala staf masuk persyaratan jadi calon. Karena, beberapa pendahulu satu tingkat diatas mereka seluruhnya sudah masuk saat pensiun.
Merujuk pada kelaziman sampai kini, kepala staf TNI AU dikira yang paling berpeluang. Mulai sejak masa reformasi, jabatan pucuk paling tinggi di TNI itu relatif dijabat dengan cara bergiliran pada masing-masing matra. Tiga panglima TNI paling akhir, dua salah satunya datang dari AD serta satu dari AL.
Walau sekian, beberapa pihak di internal istana pernah menyebutkan bila presiden belum pasti pilih panglima TNI dari AU. Ukuran yang lebih diutamakan dalam pilih yaitu keperluan TNI serta kondisi politik ke depan.
Pada hal itu, pengamat militer Salim Said mengharapkan, pilihan presiden nanti tak keluar dari kelaziman yang ada. Menurutnya, pilihan untuk menunjuk calon panglima TNI dari AU yaitu yang apling ideal.
" Semoga tak, agar seluruhnya kebagian dalam rencana melindungi keutuhan tentara kita, " kata Salim.
0 komentar:
Posting Komentar