 |
Suatu persahabatan mungkin terpisah. Namun, ingatan tentang pertemanan itu tak gampang terlupakan. Serta kadang-kadang ada bumbu keajaiban di dalamnya.
Mungkin, tersebut yang tengah dihadapi oleh Ahmad serta Zaenal. Mereka berdua, dulunya di kenal bersahabat karib.
Ahmad datang dari keluarga yang kurang dapat. Namun dia di kenal cerdas serta pintar. Mengenai Zaenal, walau tak sepandai Ahmad, datang dari keluarga yang simpel serta dapat memenuhi keperluan setiap harinya.
Persahabatan yang mereka bangun mulai sejak kecil lalu terpisahkan oleh saat. Semasing dari mereka menguber cita-citanya.
Sampai satu waktu persahabatan itu kembali dipertemukan. Tempat dipertemukannya dua teman dekat itu yaitu suatu koridor tempat wudhu di Masjid At-Ta'awun, Cisarua, Puncak, Bogor.
Awalannya, Zaenal, yang saat ini sudah jadi seseorang manajer, akan berwudhu. Dia lalu temukan muka pria yg tidak asing dalam ingatannya. Sesudah memberikan keyakinan dianya, dia membulatkan tekad menegur lelaki yang tengah memegang kain pel itu.
" Maaf, " kata Zaenal. " Anda Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dahulu, " terusnya
Lelaki yang memegang pel itu tak kalah mengetahui. Lantas, keduanya berpelukan.
" Keren sekali anda mas. Mantab, " kata Ahmad lihat Zaenal dengan baju necisnya.
Mereka juga mengobrol-obrol sebentar. Zaenal yang akan salat meminta izin pada Ahmad. " Setelah salat, kita lanjutkan lagi ya Mad, " kata Zaenal.
Dia lalu mengambil wudhu. Saat berwudhu, Zaenal terasa iba lihat situasi kawan karibnya itu. Dalam batinnya dia ajukan pertanyaan, kenapa kawannya yang pandai itu cuma jadi pengurus masjid? Dia tidak mengerti.
Selesai menunaikan salat, Zaenal lalu ditegur seseorang lelaki. Zaenal menduga dia adalah kawan dari Ahmad.
" Pak, " lelaki itu menyapa.
" Iya mas, " jawab Zaenal.
" Ayah kenal sama Ayah insinyur Haji Ahmad? " tanyanya.
" Insyinyur Haji Ahmad?... " muka Zaenal tunjukkan reaksi kebingungan.
0 komentar:
Posting Komentar