TNI Diminta diTarik dari Papua oleh Mahasiswa Papua


Malang - Puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua berunjuk rasa di Balai Kota Malang, Jumat, 4 September 2015. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo untuk turun tangan mengusut selesai masalah penembakan warga sipil oleh aparat militer. " Katanya negara hukum, usut serta adili pelaku penembakan rakyat Papua, " tutur juru bicara tindakan, Nhoten Suhuniap. 

Tepat sepekan, dua warga sipil di Timika, Papua, tewas serta beberapa warga terluka. Dua warga tewas terserang peluru, yaitu Imanuel Mailmaur, 23 tahun, serta Yulianus Okoware, 23 tahun. Dua orang yang lain, yaitu Marthinus Apokapo, 24 tahun, serta Marthinus Imapula, 25 tahun, terluka. Pelaku penembakan yaitu aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jumat, 28 Agustus 2015. 

Karenanya mereka menuntut agar kekerasan serta penembakan tidak kembali terulang. Diluar itu, mereka juga mengecam penculikan serta penganiayaan warga sipil di Jayapura 27 Agustus 2015. Mereka 
juga menuntut presiden untuk menarik mundur militer dari Papua agar kekerasan tidak kembali terjadi di tanah Papua. 

 " Sudah terjadi pelanggaran HAM berat, " katanya. Beberapa demonstran mengklaim jumlah rakyat Papua yang terbunuh mulai sejak 1 Mei 1963 meraih 500 ribu jiwa. Sesaat populasi etnis Melanesia atau Papua Melanosoid menurut BPS, katanya, pada 2015 sejumlah 1, 7 juta jiwa serta non-Papua meraih 2, 3 juta jiwa. 

Mereka juga menuntut di buka kebebasan jurnalis untuk melakukan kerja jurnalistik di Papua. Karena, sampai kini jurnalis asing dipersulit untuk memberitakan tentang Papua. " Segera buka akses jurnalis internasional, " katanya. 

Dalam aksinya mereka membentangkan poster serta spanduk yang mengecam tindakan militerisme serta kekerasan di Papua. Spanduk bertulis " Memastikan nasib sendiri yaitu jalan keluar ", " Demokrasi untuk rakyat Papua ", serta " Hentikan eksploitasi kekayaan alam Papua. " Mereka juga terlihat membentangkan bendera bintang kejora serta meneriakkan " Papua Merdeka. " 

 " Undang-undang memberi hak pada kami untuk menyurakan pendapat di depan umum, " katanya. Mereka mengklaim di dukung seribuan mahasiswa Papua di Malang yang mensupport kemerdekaan West Papua. Tindakan mahasiswa Papua dijaga beberapa puluh aparat Kepolisian Resor Malang Kota. Mereka berjaga serta mengatur jalan raya hingga tindakan mahasiswa Papua selesai. 

 " Asal damai, tidak anarkis, silahkan, polisi akan melindungi, " kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Komisaris Dewa Putu Darmawan. Jumlah polisi yang di turunkan sesuai keperluan. Polisi juga mempersiapkan skenario bila terjadi aksi kekerasan.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Warna biru dan putih Macam bendera Israel ya,sedangkan bintang terbalik adalah pentagram(lambang pemuja setan)

    BalasHapus